Minggu, 05 Maret 2006

TKW Asal Cianjur Disiksa Majikan (2)

Sempat Terjun dari Lantai 3

LANTARAN tak kuat menahan siksaan demi siksaan yang dilakukan majikan wanitanya, Muflihat (37) sempat terjun dari lantai 3 rumah majikannya pada 1 Februari 2006 lalu. Saat itu, sekitar pukul 24.00 waktu Arab Saudi atau 12.00 waktu Indonesia, kedua majikan Muflihat tengah tertidur pulas. Muflihat kemudian naik ke lantai 3 rumah dan menyambungkan sejumlah kerudung, gamis, serta sorban hingga membentuk sebuah tali panjang.

Dengan pakaian yang disambung itulah, Muflihat terjun dari lantai 3 rumah. Namun, sambungan sorban, kerudung, dan gamis hanya mencapai lantai dua rumah majikannya. Lantaran tekadnya untuk kabur sudah bulat, Muflihat pun melompat dari lantai dua hingga kaki kirinya terkilir. Ia kemudian berlari sambil menahan sakit di kaki kirinya selama 1,5 jam. Langkahnya baru terhenti setelah sejumlah lelaki tak dikenal menemukan Muflihat tengah berjalan di kegelapan malam Kota Abha.

“Pria itu kemudian menelepon polisi dan membawa saya ke Rumah Sakit Al-Madani. Di sana , saya sempat dirawat selama 16 hari sebelum akhirnya kembali dibawa ke rumah majikan. Meski menderita sakit, majikan saya tak pernah berhenti menyuruh saya bekerja hingga akhirnya saya diperbolehkan pulang. Majikan saya juga mengantarkan sampai Bandara Riyadh,” kata Muflihat. Sesaat setelah menceritakan pengalamannya, ia mengerang kesakitan.

Syahiroh (68) nenek Muflihat, mengaku prihatin dengan peristiwa yang dialami cucunya. Dua hari setelah Muflihat pulang atau Selasa (28/2), ia pun membawa Muflihat ke RSUD Cianjur untuk diperiksa. Dikatakan Syahiroh, Muflihat harus dirawat inap karena menderita patah tulang iga. Namun, kata Syahiroh, lantaran tidak punya uang untuk biaya rumah sakit, Muflihat akhirnya kembali dibawa pulang. “Saya tidak punya uang untuk biaya berobat. Demikian pula dengan Makmur, ayah Muflihat,” kata Syahiroh.

Menurut Syahiroh, saat tiba di rumahnya, Muflihat sama sekali tidak membawa apa-apa selain baju pemberian majikan yang dipakainya saat itu. Tidak hanya itu, kata Syahiroh, cucunya itu hanya mengantongi uang sebesar Rp 200 ribu. Padahal, kata Syahiroh, Muflihat bekerja sudah lima tahun di Arab Saudi. “Jangankan uang, baju saja tidak ada,” kata Syahiroh. (tig/nn)

0 komentar:

Posting Komentar