Jumat, 03 Maret 2006

Sunan Diduga Korban Salah Obat (1)

CIANJUR, TRIBUN – Sunan Rival Aulia (6) meninggal dengan kondisi mengenaskan di Ruang Aromanis RSUD Cianjur, Kamis (2/3) malam. Sekujur tubuh warga Kampung Joglo RT 02/05 Kelurahan Sawahgede Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur ini melepuh seperti bekas luka bakar. Diduga, Sunan meninggal karena salah pengobatan pihak medis setelah selama 3 hari dirawat di rumah sakit.

Meski tidak berniat membawa kasus ini ke jalur hukum, keluarga korban meminta dokter yang menangani Sunan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Mereka menilai, kematian Sunan tidak wajar karena sebelumnya putra kedua pasangan Budi Kusnadi (36)-Fitri Widi Astuti (28) ini hanya menderita batuk-batuk. Selain itu, pihak keluarga juga meminta seluruh biaya pengobatan Sunan dibebaskan.

Kematian Sunan berawal saat ia dirawat di Ruang Aromanis RSUD Cianjur, Senin (27/2) malam lalu sekitar pukul 22.00. Ia dilarikan ke RSUD Cianjur karena menderita muntah-muntah disertai buang air besar. Sunan pun nyaris tak sadarkan diri ketika memasuki Ruang Aromanis. Selama dua hari dirawat di rumah sakit, kondisi kesehatan Sunan semakin menurun. Wajah dan sekujur tubuhnya mulai dipenuhi bercak-bercak merah.

Lama-lama, bercak merah di wajah dan tubuh Sunan berubah menjadi hitam, seperti bekas luka bakar. Setiap disentuh, kulit tubuhnya terus mengelupas dan mengeluarkan cairan. Kondisi kesehatan Sunan pun terus memburuk dan mengalami puncaknya pada Rabu (1/3) lalu. Bocah periang itu sudah tidak sadarkan diri dan tidak bisa mendapat asupan makanan apa pun. Ia pun meninggal keesokan harinya sekitar pukul 21.15.

“Saya tidak tega melihat kondisi anak saya seperti itu. Wajah dan sekujur tubuhnya melepuh seperti bekas luka bakar. Padahal sebelumnya, ia hanya menderita batuk-batuk. Untuk itu, saya minta pihak medis yang menangani Sunan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Saya ini orang awam, dan tidak mengerti apa-apa tentang kedokteran,” kata Budi, ayah Sunan, dengan mata sembab, Kamis (2/3) malam.

Seingat Budi, anaknya mulai dibawa ke dokter sebelum disunat pada Minggu (15/1) lalu karena menderita batuk-batuk. Saat itu, kata Budi, Sunan dibawa ke dokter spesialis anak di kawasan Selakopi yaitu dr Abdurrahman Eman SPa. Oleh dokter, kata Budi, Sunan diberi beberapa jenis obat dan diperbolehkan pulang. Karena merasa anaknya sudah cukup sehat, kata Budi, Sunan pun disunat pada Minggu (15/1).

“Setelah disunat, kondisi kesehatan Sunan memang baik. Tapi, beberapa hari kemudian, ia kembali menderita batuk-batuk. Hampir sebulan Sunan terus menderita batuk, sehingga kami akhirnya kembali berobat ke dr Abdurrahman pada Minggu (12/2) lalu. Dokter kembali memberi kami beberapa jenis obat, termasuk antibiotik,” kata Budi sambil terisak.

Empat hari setelah dibawa ke dr Abdurrahman, kesehatan Sunan bukannya membaik malah terus menurun. Batuknya juga tak kunjung sembuh. Budi pun kembali membawa Sunan ke dr Abdurrahman. Lantaran penyakit batuk Sunan tak kunjung sembuh, kata Budi, dr Abdurrahman lantas menyuruhnya membawa Sunan ke RSUD Cianjur untuk dirontgen. Saat itu, kata Budi, dr Abdurrahman menduga Sunan menderita penyakit paru.

“Kami pun mengikuti perintah dr Abdurrahman dan membawa Sunan pada Senin (20/2) ke RSUD Cianjur untuk dirontgen karena khawatir Sunan memang menderita penyakit paru. Keesokan harinya (Selasa pagi, Red) kami kembali ke dr Abdurrahman untuk berobat penyakit paru. Dokter kemudian memberi sekitar 3 jenis obat penyakit paru,” kata Budi.

Sayangnya, lanjut Budi, 3 hari setelah diberi obat penyakit paru tepatnya Jumat (24/2), kondisi kesehatan Sunan semakin memburuk. Bahkan, tambahnya, Sunan malah menderita muntah-muntah dan terus buang air besar. Lantaran penyakit Sunan semakin parah, Budi pun kembali menanyakan hal itu ke dr Abdurrahman pada Sabtu (25/2). Saat itu, kata Budi, dokter menyuruh Budi menghentikan pemberian obat penyakit paru.

“Dokter Abdurrahman memberi obat lain untuk penyembuhan Sunan. Tapi malamnya muntah-muntah dan buang air besarnya malah semakin parah. Saya kembali membawa Sunan ke dokter pada Minggu (26/2). Minggu malam, penderitaan Sunan makin menjadi-jadi. Bicaranya pun sudah ngelantur. Akhirnya, Senin (27/2) malam, saya bawa Sunan ke RSUD Cianjur dalam kondisi yang sudah hampir tak sadarkan diri,” kata Budi. (tig/nn)

0 komentar:

Posting Komentar