Trauma Bawa Anak ke Dokter
SUASANA duka masih menyelimuti keluarga pasangan Budi Kusnadi (36)-Fitri Widi Astuti (28) di Kampung Joglo RT 02/05 Kelurahan Sawahgede Kecamatan Cianjur, Kamis (2/3) sekitar pukul 23.30. Budi bahkan tak kuasa menahan tangis setiap melihat jasad Sunan Rival Aulia (6) putra keduanya, terbujur kaku di ruang tamu berukuran sekitar 6x3 meter. Ia masih tak percaya kalau anaknya pergi begitu cepat.
“Saya tidak tega melihatnya. Tak terbayangkan bagaimana rasa sakit yang diderita Sunan dengan tubuh melepuh seperti itu. Makan saja dia sudah sulit, bahkan menangis pun dia merasakan sakit. Saya tidak menuntut apa-apa selain meminta dokter memberi penjelasan pasti dan mempertanggungjawabkan hasil pengobatannya. Yang saya tak mengerti, kenapa anak saya meninggal dengan cara seperti ini,” kata Budi kepada wartawan.
Dikatakan Budi, Sunan adalah anak lelaki satu-satunya. Karena itu, lanjut Budi, ia dan Fitri istrinya sangat menyayangi Sunan. Apa pun yang diminta oleh anaknya itu, kata Budi, pasti ia penuhi. Selain Sunan, Budi juga memiliki dua anak perempuan masing-masing Nadia Audina (9) dan Fidia Ayundira (2). Malam saat Sunan meninggal, Fidia tak pernah bisa berhenti menangis. Bahkan, tangisnya terdengar sampai keluar rumah.
“Kejadian ini membuat saya trauma membawa anak-anak saya ke dokter. Apalagi kalau harus ke dr Abdurrahman. Bahkan, istri saya bilang, kalau anak sakit ngga perlu diberi obat dan dibawa ke dokter. Saya juga tidak berniat menemui dr Abdurrahman. Entah sampai kapan saya tidak mau membawa anak saya ke dokter. Barangkali ini cobaan buat keluarga kami,” kata Budi masih sambil terisak.
Sekitar pukul 24.00, jasad Sunan mulai dikafani setelah selesai dimandikan. Budi yang awalnya berada di teras rumah, langsung masuk ke ruang tamu dan menatap tubuh Sunan lekat-lekat. Tangisnya kembali pecah begitu bagian tubuh Sunan satu persatu mulai dikafani. Sementara Fitri istrinya, muncul dari dapur diapit sejumlah kerabat dan keluarganya. Langkahnya terlihat gontai sementara buliran air mata tampak terus mengalir. (tig/nn)
0 komentar:
Posting Komentar