Sempat Minta Beli Komputer
KEDUA mata Budi Kusnadi (36) masih terlihat sembab, Jumat (3/3) pagi. Duka yang mendalam masih tampak jelas di raut wajahnya. Pria itu kemudian duduk di teras rumah dan berbincang-bincang dengan sejumlah tetangga. Sementara Fitri Widi Astuti (28) istrinya, terlihat duduk di ruang tamu dengan kepala tertunduk. Sejumlah keluarga dan kerabat tampak menyalami Fitri dan memeluknya erat-erat.
Kemarin pagi sekitar pukul 09.00, jenasah Sunan Rival Aulia (6) putra kedua mereka dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pangeran Hidayatullah. Sunan meninggal diduga akibat salah pengobatan dokter. Isak tangis keluarga dan tetangga mengiringi kepergian Sunan ke liang lahat. Fitri bahkan terlihat berkali-kali pingsan, terlebih lagi saat jenasah Sunan mulai diturunkan ke liang lahat.
“Terakhir saya bicara dengan Sunan pada hari Minggu (26/2) lalu sebelum Sunan dibawa ke rumah sakit. Saat itu, dalam kondisi tubuh yang mulai lemah, Sunan meminta saya membelikan komputer. Saya memang bermaksud membelinya, tapi terlebih dulu menjual Play Station (PS). Ia memang belum sekolah, tapi sudah punya banyak teman. Anaknya periang dan cukup disayang sama teman-teman sebayanya,” kata Budi menceritakan keseharian Sunan semasa hidupnya.
Seingat Budi, dirinya menghabiskan sekitar Rp 1,7 juta untuk pengobatan Sunan dari awal ia berobat. Belum lagi, lanjut Budi, biaya membeli obat yang sudah tak terhitung lagi. Terakhir, kata Budi, ia menerima kuitansi dari pihak RSUD Cianjur sebesar Rp 950 ribu untuk biaya pengobatan dan perawatan Sunan selama di rumah sakit. Namun, kata Sunan, hingga saat ini ia masih belum membayar biaya perawatan dan pengobatan selama di rumah sakit.
“Saya justru ingin seluruh biaya administrasi pengobatan anak saya di rumah sakit dibebaskan. Makanya, saya juga berencana menanyakan hal ini kepada pihak rumah sakit apakah biaya pengobatan bisa dibebaskan. Sebab, anak saya meninggal karena masalah salah pengobatan. Harapan saya, jangan sampai kejadian ini terulang kepada keluarga lain dan menjadi pelajaran bagi para dokter,” kata Budi.
Dikatakan Budi, sebenarnya dr Abdurrahman yang mengobati anaknya dari awal cukup baik dan perhatian. Malah, kata Budi, dokter tersebut selalu siap ditelepon kapan saja, meski tengah malam sekali pun. “Sebenarnya hubungan kami dengan dr Abdurrahman cukup baik. Yang saya inginkan sekarang adalah perhatian dan penjelasan dari dokter,” kata Budi. (tig/nn)
0 komentar:
Posting Komentar