Senin, 27 Februari 2006

Leher Atin Putus Digorok (3-Habis)

Sempat Diajak Makan Bersama

NASIHAH binti Hamin (53) tampak shock begitu mengetahui Atin Sudradjat (55) suaminya, tewas secara mengenaskan, Senin (27/2) pagi. Berkali-kali ibu 3 anak ini menangis histeris. Terlebih lagi setelah mengetahui pelaku pembunuhan adalah Iwan Setiadi (23), warga Kampung Balakang Desa Cipendawa Kecamatan Cipanas yang selama ini dikenal dekat dengan korban.

Menurut Nasihah, Senin (27/2) pagi, ia dan Atin baru pulang dari pengajian subuh di Pesantren Gentur Warungkondang sekitar pukul 07.00. Namun, lanjut Nasihah, sekitar pukul 07.30, rumahnya kemudian didatangi Iwan yang sudah lama tidak muncul. Setelah sempat berbincang dengan Atin, lanjut Nasihah, Iwan lantas pergi dari rumah. Nasihah mengaku tidak tahu persis pembicaran antara suaminya dengan Iwan.

“Suami saya sempat mengajak Iwan makan tapi karena Iwan tidak ada, Atin langung berangkat mencari Iwan sambil bermaksud membersihkan empang sekitar 500 meter dari rumah. Tadinya, suami saya menyuruh Iyep anak bungsu kami mencari Iwan, tapi Iyep tidak ada. Saya ingat saat itu suami saya menggunakan kemeja tangan pendek dan training panjang,” kata Nasihah sambil terus terisak.

Nasihah tak menyangka jika pertemuan Senin (27/2) pagi merupakan pertemuan terakhir dengan suaminya. Setengah jam setelah pergi ke empang, kata Nasihah, ia mendapat kabar suaminya meninggal dengan kepala terputus. “Saya tidak mempunyai firasat apa-apa pada malam sebelumnya. Saya juga tidak curiga dengan kedatangan Iwan ke rumah. Tahu-tahu, suami saya sudah meninggal dengan kondisi yang mengenaskan. Saya melihat sendiri jasad suami saya….,” kata Nasihah dengan terbata-bata.

Menurut Nasihah, selama ini Iwan sudah dianggap anaknya sendiri. Bahkan, lanjut Nasihah, sejak bulan Oktober hingga pertengahan Desember lalu, Iwan sempat tinggal di rumahnya. Baru setelah dijemput Ceceng ayahnya, kata Nasihah, Iwan menghilang dan tak pernah kembali lagi ke rumah Atin. “Saya baru ketemu Iwan tadi pagi (kemarin, Red) setelah 3 bulan menghilang,” kata Nasihah.

Asep Saepudin (23), anak pertama korban meminta aparat kepolisian memberikan hukuman mati bagi pelaku. Menurut Asep, satu-satunya hukuman yang pantas bagi pelaku pembunuhan sadis tersebut adalah hukuman mati. “Kalau saya tidak sadar dengan hukum, sudah pasti saya akan kembali membunuh pelaku dengan tangan saya sendiri sesuai perbuatannya. Tapi, kami minta pelaku diberikan hukuman yang setimpal,” kata Asep kepada wartawan.

Hal yang sama juga dikatakan Nasihah. Ia meminta pelaku dihukum mati. Bahkan bila perlu, hukuman tersebut disaksikan oleh warga seluruh kampung. “Saya tidak puas jika pelaku tidak dihukum mati. Bila perlu pelaku digantung dan disaksikan banyak orang seperti di arab saudi sana ,” kata Nasihah. (gin gin tigin ginulur)

0 komentar:

Posting Komentar