Saya Seperti Kerasukan
DENGAN langkah terpincang-pincang, Iwan Setiadi (23), pelaku pembunuhan sadis di Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur berjalan dari sel tahanan menuju ruang pemeriksaan Mapolres Cianjur, Rabu (1/3). Ia tampak diapit dua aparat kepolisian dengan tangan diborgol. Wajahnya masih dipenuhi luka bekas hajaran massa dua hari yang lalu.
Saat berjalan menuju ruang pemeriksaan, Iwan lebih sering menundukkan kepala. Kaki kirinya yang terluka ditekukan sehingga ia hanya berjalan dengan satu kaki. Meski petugas kepolisian meminta Iwan menurunkan kaki kirinya, pemuda itu bergeming dan tetap berjalan terpincang. Tingkah Iwan yang tetap menundukkan kepala dilanjutkannya di ruang pemeriksaan.
“Saya tidak tahu kenapa saya melakukan perbuatan itu. Yang jelas, begitu saya bangun tidur saya langsung menggorok leher pak lurah. Saat itu, saya seperti kerasukan. Padahal, pak lurah itu sudah saya anggap bapak saya sendiri. Pokoknya, saya tidur jam 7 malam (Minggu, Red) di rumah kakek saya di Cicariang. Terus pas bangun saya langsung melakukan perbuatan itu,” kata Iwan di hadapan petugas penyidik.
Sorot matanya tiba-tiba berubah tajam. Hampir sekeliling ruangan ia perhatikan. Namun, setelah itu, Iwan kembali tertunduk. Beberapa saat kemudian, petugas penyidik membawa golok yang digunakan Iwan menggorok Atin. Menurut Iwan, golok itu merupakan kepunyaan Atin yang ia rebut dari pinggang Atin saat berada di empang. Di ruang pemeriksaan, Iwan kemudian memeragakan cara dia membunuh korban.
Itulah barangkali beberapa kalimat yang diucapkan Iwan, baik kepada petugas penyidik maupun kepada wartawan. Meski didesak berkali-kali alasannya membunuh Atin, Iwan tak menjawab. Ia malah kembali bertingkah aneh dengan memejamkan matanya sambil mulut komat-kamit. Sesekali, Iwan kembali tertunduk dan tak mau menatap wajah seluruh orang yang berada di ruang pemeriksaan. (tig)
0 komentar:
Posting Komentar