Kamis, 02 Juni 2005

KA Agro Anggrek Tabrak Pikup

“Kami Tidak Menerobos”

SHALEH (50) terbaring lemah di Kamar 4 Ruang Flamboyan RST Ciremai, Kamis (2/6) pagi. Kepalanya terlihat dibalut perban. Di sebelah tempat tidur Shaleh, Jasim anaknya juga terbaring lemah. Sebuah jahitan panjang menghiasi jidatnya. Jasim juga terlihat kerap meringis kesakitan, ketika suster memeriksa jahitan di jidatnya tersebut.

"Kami bertiga meluncur dari arah Kuningan menuju Pasar Kanoman untuk mengantarkan sayur mayur. Ketika akan melintas pintu perlintasan KA di Jalan Pangeran Drajat, pada pagi itu tidak terdengar bunyi sirene. Palang pintu perlintasan kereta juga masih terbuka, sehingga kami masih berani menyeberang," kata Shaleh kepada wartawan, Kamis (2/5).

Tiba-tiba, kata Shaleh, ketik mobil pikup berada sekitar 5 meter dari rel kereta api, muncul kereta api dengan kecepatan penuh. Dalam kondisi tersebut, kata Shaleh, Tarman (supir pikup, Red) tidak bisa lagi mengerem. “Mobil kami akhirnya membentur gerbong kedua," kata Shaleh.

Shaleh menambahkan, setelah membentur gerbong, mobil kemudian terpelanting ke kiri sejauh sekitar 15 meter dari jalan raya. “Kami bertiga terkapar dan bagian depan mobil rusak berat. Karena jalanan sepi, kami kemudian berjalan mencari pertolongan dan menuju rumah sakit," katanya.

Hal yang sama dikatakan Jasim. Ia bahkan menyalahkan, petugas pintu perlintasan yang terlambat menutup pintu. Akibatnya, kata Jasim, mobil yang ditumpanginya ditabrak kereta dengan cepat. "Kami tidak menerobos pintu lintasan. Petugas itu terlambat menutup pintu. Kalau menerobos, seharusnya papan pintunya rusak, padahal pada kenyataannya tidak," bantah Jasim. (tig)

0 komentar:

Posting Komentar