Ini sudah hari kelima aku liputan di Bandung, kembali ke pos kriminal dan ploating. Parahnya, selama lima hari, aku sama sekali belum menemukan berita kriminal yang besar atau sebuah peristiwa besar. Meski sudah keliling ke beberapa lokasi, tak ada satu pun berita kriminal yang didapat. Hari Minggu (4/1) misalnya, aku hanya mendapat informasi seorang maling tewas dihajar massa dari seorang teman liputan di kepolisian. Tentu saja bagi koran tempatku bekerja, maling dihajar massa bukan sebuah peristiwa besar. Walhasil, aku biarkan saja informasi itu menguap. Keesokan harinya juga idem ditto. Pagi-pagi, Arif teman liputanku dari okezone menyampaikan informasi sebuah ledakan gardu listrik di Jalan Jamika. Aku pun meluncur ke lokasi kejadian ditemani seorang anak job. Dasar sial, begitu sampai di lokasi yang disebutkan Arif, ledakan gardu listrik itu tidak ada. Yang ada hanya sikring putus sehingga menimbulkan suara ledakan.
Masih di hari yang sama, Aap wartawan Radar Bandung mendapat informasi ada jenazah korban perampokan dilarikan RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Kabarnya, korban merupakan limpahan dari tempat kejadian perkara (TKP) di kawasan Lembang. Dari Jalan Jamika, kami meluncur ke RSHS. Cuaca saat itu betul-betul panas. Dahaga juga menyerang dengan amat sangat. Kami akhirnya sampai ke RSHS sekitar pukul 12.00 WIB. Lagi-lagi sial. Ternyata tidak ada jenazah korban perampokan limpahan dari kawasan Lembang. Perampokan memang terjadi, tapi tidak ada korban luka, apalagi meninggal. Setelah beristirahat sejenak di RSHS, kami melanjutkan perjalanan ke Mapolwiltabes Bandung, Jalan Jawa. Berita belum juga diperoleh dan kami pun duduk di tenda biru, tempat nongkrongnya para wartawan kriminal.
Sore-sore masih di hari yang sama, H Ucup PR memberi saran agar kami beramai-ramai mendatangi Kasat Narkoba dan meminta berita. Gayung bersambut. Kawan-kawan kemudian beramai-ramai mendatangi ruangan Kasat Narkoba Polwiltabes Bandung, AKBP Sukirman. Setelah ngobrol ngalor-ngidul, dua berita tentang penangkapan pengedar narkoba pun diperoleh, meski untuk ukuran koran SINDO, berita itu terbilang kecil. Namun, di sela-sela perbincangan dengan Kasat Narkoba, kami mendapat satu berita tambahan tentang seorang masiswa yang nekat mencuri motor temannya sendiri. Maka, berangkatlah aku ke kantor bersama anak job dengan hati sedikit lega. Setidaknya, hari itu aku masih bisa menyetor dua berita ke Jakarta.
Hari Selasa (6/1) kondisi masih sama. Seharian kami tidak mendapat berita kriminal. Yang kami dapat hanya berita razia helm standar di Jalan Cihampelas. Namun sore harinya, aku mendapat informasi tentang rencana pemeriksaan Bupati Bandung Obar Sobarna dan Bupati Bandung Barat Abubakar oleh Satuan Tindak Pidana Korupsi (Sat Tipikor) Polda Jabar, terkait kasus korupsi dana KONI Kabupaten Bandung. Obar diperiksa sebagai saksi karena dia juga menjabat Ketua KONI Kabupaten Bandung, sementara Abubakar sempat menjadi Sekda Kabupaten Bandung yang berwenang mencairkan dana. Rencana pemeriksaan dua kepala daerah menjadi salah satu andalan berita yang kemungkinan bakal dijadikan headline halaman dalam. Sementara berita razia helm, kemungkinan menjadi berita kecil saja.
Memasuki hari Rabu (7/1), lagi-lagi sepi berita kriminal. Meski begitu, kami diselamatkan oleh ekspos di Polresta Bandung Barat tentang kasus penipuan yang dilakukan seorang kakek berusia 63 tahun. Satu berita lagi aku dapat dari Polda Jabar mengenai masih kurangnya jumlah polsek di Jawa Barat. Dibantu anak job, berita tentang penipuan dibuat cukup panjang. Sementara berita Polda Jabar masih kekurangan Polsek, aku buat pendek. Di luar dugaan, redaksi Jakarta lebih tertarik dengan berita kekurangan polsek di Jabar, dan meminta aku menambah narasumber seorang pengamat hukum. Dua berita selesai dibuat. Tapi aku tetap merasa tidak puas karena belum mendapat berita kriminal yang besar. “Yah, memang kriminal lagi sepi. Kebayang koran Galamedia kalau tidak ada berita kriminal,” celetuk salah seorang wartawan.
Hari ini, aku mendapat tugas mengasuh Gisavo, anakku, karena di rumah tidak ada orang sementara istriku harus bekerja di Cimahi. Adik iparku menawarkan jasa agar Gisavo dibawa ke rumah orangtua suaminya di kawasan Ciumbuleuit. Aku setuju dan berencana menjemput Gisavo begitu hendak berangkat ke kantor. Pukul 16.00 WIB, Gisavo aku jemput. Sebelum ke kantor, aku singgah ke Polwiltabes Bandung. Kali ini aku mendapat 3 berita. Dua dari Polda Jabar tentang penembakan dua dari 6 kawanan perampok, dan rencana penahanan Ali Rohman, Ketua Komisi A DPRD Garut. Setelah berbincang sejenak dengan kawan liputan, aku beranjak ke kantor bersama Gisavo. Hujan gerimis sempat mengguyur. Sesampainya di kantor, Gisavo langsung mendatangi kandang kelinci. Ditemani Epoy si bonsai kecil, dia memberi makan kelinci. Bosan, Gisavo masuk ruang redaksi dan bermain komputer sebelum istriku menjemputnya.
Mang damang iraha ka Garut teh, wah upami mang gingin di Garut keneh eta blog tangtos pinuh, mugia seur berita di bandung mah, manawi teh di bandung mah seur beritana, Eh... Pak Dandim Garut bade ngalih ka Bandung masih tetap Dandim. salam buat keluarga terutami eta nu kasep cep gisavo wass.
Kasihan deh lo!?? Katanya wartawan kondang, masak ga punya berita.....