
Senja. Aku masih di sini menunggumu. Berkawan angin bertiup rindu pada burung-burung yang melintas di atap langit. Aku merindukanmu. Senja yang penuh cerita. Tentang hati yang menyepi, terhuyung-huyung bersembunyi dalam ketiadaan. Lalu tenggelam dibalut rasa cinta yang selalu indah dalam ketidakwujudannya
Senja. Aku masih berdiri di sini, menunggumu meski langit tak jua menguning. Sementara hati masih saja nanar, membeku dalam balutan cerita senja. Adakah senja bakal tersenyum walau sesaat sebelum malam datang mengoyak harapan? Ah, sepertinya tidak. Awan hitam menggelayut pertanda langit bakal segera basah. Ia seolah berbisik: Jangan pernah kau merindukan senja itu lagi.
0 komentar:
Posting Komentar